Jery Rafinson


Infeksi HIV-AIDS bukan merupakan hal yang baru lagi di telinga. Infeksi yang pertama kali ditemukan tahun 1987 ini sekarang telah menjadi momok yang menakutkan di masyarakat. Sehingga ketika seseorang telah divonis mengidap HIV, seakan-akan orang tersebut telah divonis mati. Bahkan, tak jarang pula sebagian dari kita mendiskriminasikan dan menjauhi penderita HIV akibat banyaknya mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang HIV-AIDS.
13518060231702115758Gambar Cara Penularan HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan AIDS. HIV positif adalah orang yang telah terinfeksi virus HIV dan berpotensi sebagai sumber penularan bagi orang lain. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome/Sindroma Defisiensi Imun Akut/SIDA) adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem imun yang timbul akibat infeksi HIV, yang sering bermanifestasi dengan munculnya berbagai penyakit infeksi oportunistik, keganasan, gangguan metabolisme dan lainnya. Infeksi HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik yang tidak steril, dan dari ibu ke bayinya.
Berikut ini mitos yang salah dan berkembang di masyarakat seputar HIV-AIDS beserta faktanya, antara lain :
  1. MITOS : HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan, FAKTA : HIV dan AIDS bukanlah kutukan Tuhan, HIV dan AIDS masalah kesehatan manusia karena perilaku yang tidak aman.

  2. MITOS : HIV adalah penyakit “orang dunia hitam”, FAKTA : HIV dapat menular pada siapa saja apabila memiliki perilaku yang beresiko, seperti hubungan seksual dengan orang yang beresiko, narkoba suntik, dan bayi yang lahir dari ibu HIV (+) yang tidak dilakukan program pencegahan penularan selama kehamilannya.

  3. MITOS : HIV-AIDS dapat menular melalui jabat tangan, berpelukan, berenang bersama, FAKTA : HIV tidak menular melalui kontak (kegiatan) sosial, misalnya: penggunaan toilet dan penggunaan alat makan dan minum yang digunakan ODHA. Berenang, bersalaman dengan ODHA tidak akan menularkan HIV. Prinsip pada kontak sosial ini tidak terjadi pertukaran cairan yang dapat menularkan HIV. Cairan yang dapat menularkan HIV adalah darah, cairan sperma dan cairan vagina, ASI.

  4. MITOS : HIV menular melalui gigitan nyamuk, FAKTA : HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk. HIV hanya bisa hidup di dalam tubuh manusia.

  5. MITOS : Mengalami nafsu makan menurun disertai berat badan turun drastic sudah pasti tanda-tanda terinfeksi HIV, FAKTA : Mengalami nafsu makan menurun disertai berat badan turun drastis dapat dialami oleh siapapun bukan berarti orang tersebut mengalami infeksi HIV. (END)
Read More …

    Menjadi anggota Polisi tentu merupakan suatu kebanggaan bagi sebagian besar pemuda/pemudi di Indonesia. Namun dalam prosesnya, banyak hal yang harus dijalani,  serta membutuhkan mental pejuang dan kesabaran yang tinggi.
Untuk kali ini saya mencoba menguraikan tahapan-tahapan dalam proses seleksi calon anggota Polri pada umumnya dan bisa saja berubah seiring dengan berkembangnya zaman.

TAHAPAN PERTAMA (BACA SYARAT DAN KETENTUAN)
Sebelum melangkah kepada persiapan berkas administrasi (lamaran) ada baiknya anda membaca syarat dan ketentuan terlebih dahulu yang di minta Panda (Panitia Daerah) , disini ada beberapa point yang perlu mendapat perhatian adalah Umur, Tinggi Badan, kualifikasi pendidikan yang di minta serta nilai, dan kesehatan badan baik luar maupun dalam. Setelah anda merasa syarat dan ketentuan ini sudah ada dalam diri anda silahkan meneruskan ke tahapan berikutnya. Tapi perlu di ingat kalau ada di antara syarat dan ketentuan ini anda tidak bisa memenuhinya sebaiknya mundur.

TAHAPAN KEDUA MELENGKAPI BERKAS
Pada tahapan ini anda harus memfokuskan kegiatan anda pada persiapan kelengkapan berkas administrasi yang harus di penuhi oleh peserta calon anggota polri, adapun syarat administrasi yang harus di lengkapi, biasanya sudah di sediakan blangko pendaftaran oleh Panda yang terdiri dari :

Surat Permohonan Menjadi Anggota Polri , Surat Keterangan Belum Menikah, Surat Kesediaan Ditempatkan di Seluruh Wilayah Indonesia, serta syarat-syarat yang harus di legalisir seperti Ijazah SD, SMP, SMA sampai PT dan masih banyak lagi. 

Perlu digaris bawahi dalam tahapan ini yaitu untuk menyertakan  surat-surat asli baik Ijazah, atau surat-surat kelengkapan lainnya yang sudah di jelaskan diatas untuk memudahkan pemeriksaan Kelengkapan Administrasi oleh Panda.

TAHAPAN KETIGA SELEKSI ADMINISTRASI
Dalam tahapan ini para peserta calon anggota polri akan di cek kelengkapan Berkas Administrasi satu persatu oleh tim Pemeriksaan Administrasi oleh Panda dan Tim Independent (diknas selaku pemeriksa Ijazah).

Tim Pemeriksa kelengkapan Berkas Administrasi akan memeriksa dengan cermat dan teliti seperti pemeriksaan ijazah yang juga dilengkapi dengan alat pendeteksi Ijazah palsu. Dalam tahapan ini bagi yang belum lengkap biasanya masih ada kesempatan waktu untuk melengkapinya dengan catatan 1 x 24 jam tergantung kebijaksanaan masing-masing Panda penerimaan Calon Anggota Polri.


TAHAPAN KEEMPAT SELEKSI PSIKOLOGI 
Kalau anda di nyatakan lulus Seleksi Administrasi sudah barang tentu anda masuk ke dalam Seleksi berikutnya yaitu seleksi Psikologi yang di mana di nilai disini adalah tingkat IQ, Sifat, Serta Kepribadian anda sehari-hari akan tergambar dalam test ini.  Dalam test ini hampir 1/3 dari Calon  anggota Polri akan digugurkan dalam artian di seleksi mana yang “berkompeten atau tidak” dalam test psikologi ini.

TAHAPAN KE EMPAT SELEKSI KESEHATAN 
Setelah dinyatakan lulus dari Test Psikologi, maka selanjutnya adalah Seleksi Kesehatan   dalam hal ini anda di Periksa Kesehatan baik Fisik , Pemeriksaan Penunjang serta Pemeriksaan khusus dan  kalau di uraikan akan menjadi seperti ini :
(a) Pemeriksaan Fisik seperti keadaan umum, dan keadaan spesifik kalau untuk wanita biasanya dilakukan pemeriksaan hymen (cek virginitas) dan tes kehamilan
(b) Pemeriksaan Penunjang, seperti cek urine, darah, radiologi, EKG apabila di perlukan
(c) Pemeriksaan Khusus  (Narkoba)

TAHAPAN KE ENAM SELEKSI KEMAMPUAN JASMANI  & KESEMAPTAAN
Apabila anda di nyatakan lulus dalam seleksi Kesehatan maka anda  sudah menjalani paling tidak 75% dari keseluruhan test calon anggota polri dan berikutnya adalah Seleksi Kemampuan Jasmani dan Kesemaptaan.

Dalam test Kemampuan Jasmani dan Kesemaptaan meliputi;
(a)    Kelainan postur tubuh (Antrophometrik) seperti Menentukan tipe tubuh dan kelainan-kelainan bagian tubuh.
(b)    Test Kesemaptaan seperti Lari 12 Menit, Pull Up, Sit Up, Push Up dilakukan 1 Menit , serta yang terakhir shuttle Run jarak 6 x 10 meter
(c)    Test Berenang sejauh 25 meter

TAHAPAN KE TUJUH TEST KEMAMPUAN KOMPETENSI
Setelah perjuangan yang melelahkan dengan test kesemaptaan dan dinyatakan lulus anda kemudian di genjot lagi dalam test Kompetensi yang dimana test kompetensi ini menguji kemampuan seperti pengetahuan Umum, Bahasa Inggris, PPKN, Bahasa Indonesia dan lain-lain

TAHAPAN KE DELAPAN PANTUKHIR (RAPAT KELULUSAN)
Pada tahapan akhir ini anda akan di periksa lagi dan pemeriksaan akan di titik beratkan pada Aspek Kesehatan (Postur Tubuh), Psikologi (inteligensi + Kepribadian) dan Administrasi akhir (kelengkapan berkas lamaran). Pada tahapan pantukhir ini jumlah yang akan diterima disesuaikan dengan jumlah kuota dari Panda sesuai ketentuan yang berlaku untuk di didik.

Apabila AKPOL akan di berangkatkan ke Jakarta sesuai kuota yang di tetapkan oleh masing-masing Panda guna menjalani kegiatan KP4 (Komisi Persiapan Penetapan Peserta Pendidikan;

Adapun test yang dilakukan KP4 adalah Pengecekan ulang kesehatan jiwa peserta serta pengecekan ulang psikologi peserta.
Pada Seleksi Pantukhir tidak menutup kemungkinan pemeriksaanya dilakukan oleh TIM yang di tunjuk Mabes Polri untuk pemeriksaan akhir sebelum di nyatakan kelulusannya dari seleksi Pantukhir baik Tamtama, Bintara dan Akpol.

TAHAPAN KE KESEMBILAN (BERDOA)
Setelah anda melalui serangkaian test yang dimana anda lulus  terus dalam test sebelumnya maka tentunya test Pantukhir ini menjadi sang juru kunci keberhasilan anda, dalam artian hanya satu langkah lagi untuk menjadi anggota polri maka harapan satu-satunya anda adalah berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa semoga perjuangan anda tadi tidak sia-sia.

TAHAPAN KE SEPULUH (FINAL)
Apabila anda di nyatakan lulus pantukhir bersiap-siaplah anda untuk mengikuti pendidikan selama beberapa tahun yang  yang telah di tentukan. panda masing-masing daerah tapi kalau untuk Akpol akan di kirim  semarang untuk menjalani pendidikan dan pembentukan.
Read More …


Setelah kita memasuki era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik,  media ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di dunia, tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Sangat tergantung pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing.
Setiap individu dari kita akan merasa senang dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi internet yang telah merobohkan batas dunia dan media televisi yang menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Begitu juga, handphone yang telah membantu komunikasi sesama manusia untuk kapan saja meskipun satu dengan yang lainnya berada di dunia Utara-Selatan atau belahan Timur – Laut. 

Teknologi + Kebebasan – Edukasi = Kehancuran
Setiap teknologi memberikan efek positif dan negatif . Maraknya penggunaan ponsel telah menurunkan interaksi individu secara langsung. Hal ini akan cenderung membuat pola hidup manusia menjadi indivualistis. Dampak negatif ini tentunya dapat dikurangi bahkan dihindari jika saja si pengguna memiliki pemahaman/pengetahuan, etika dan sikap yang kuat (bijak-positif) untuk memanfaatkan sesuatu secara selektif dan tepat guna.
Inilah titik permasalahannya bagi anak dan remaja. Penyaring internal (pemahamam, etika dan sikap) anak dan remaja kita masih sangat rapuh. Di era kompleksitas arus kehidupan saat ini, orang tua (terutama di perkotaan) telah kehilangan daya mendidik dan membangun keluarga bagi anak-anaknya. Hal ini diperparah dengan maraknya “racun-racun” yang diterima oleh anak-anak kita saat ini. Adegan-adegan kekerasan, seksual, mistik, dan hedonisme di media TV, koran dan internet, serta sistem pendidikan sekolah yang gagal membangun karakter anak, telah menyerang anak-anak kita saat ini.
Di sisi lain, rendahnya regulasi dan law inforcement dari pemerintah dan aparaturnya, telah menyebabkan oknum-oknum perusak generasi muda kita “berkembang biak: secara pesat. KKN antara pihak penguasa dengan pengusaha dalam regulasi, publikasi dan distribusi media menyebabkan jutaan pemimpin masa depan Indonesia di ujung kepunahan. Sederet keprihatinan anak dan remaja saat ini seperti kenakalan remaja, pola hidup konsumtif-hedonistik, pergaulan bebas, rokok, narkoba, dan kecanduan game on line hampir menuju budaya “gaya hidup” remaja masa kini.
Teknologi tanpa filtrasi (perlu regulasi agar kebebasan tidak jebol) dan rapuhnya edukasi/karakter manusia mengakibatkan kehancuran bangsa.

Rokok, Narkoba, Seks, dan AIDS

Ditengah berita siswa-siswi berprestasi dalam ajang penelitian, olimpiade sains, seni dan olahraga, anak muda Indonesia saat ini terancam dalam masa chaos. Jutaan remaja kita menjadi korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN 2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes 2008). Disamping itu, moral anak-anak dalam hubungan seksual telah memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat kita.
Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa :
- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
- Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan.
- Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi.
- Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
- Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka menonton film porno
.

Pengakuan Siswi SMA, Beginikah Remaja Kita?

Sekarang gue lagi jomblo. Sudah dua tahun putus. Sakit juga! Habis pacaran empat tahun, dan sudah kayak suami-istri. Dulu, tiap kali ketemu, gejolak seks muncul begitu saja. Terus ML (making love) deh. Biasanya kita lakuin kegiatan itu di hotel. Kadang di rumah juga, kalau orang rumah lagi pergi semua. Kalau rumah nggak lagi sepi ya paling cuma berani ciuman dan raba sana-sini. Buat gue, semua itu biasa. Gue nglakuinnya karena merasa yakin doi bakal jadi suami gue. Gue nggak takut dosa. Kan kita sama-sama mau, jadi nggak ada paksaan. Dosa terjadi kan kalau ada paksaaan. Gitu menurut gue!  Waktu putus, gue nggak nyesel sudah nglakuin itu, habis, mau gimana lagi! Santai saja! Tentang pendidikan seks, gue nggak pernah terima dari orangtua. Paling dari teman, majalah, buku, atau film”
Itulah penuturan Neila (samaran), pelajar kelas 3 sebuah SMA di Jakarta Timur, yang baru saja menjalani UAN. Tanpa beban, remaja manis bertubuh mungil ini menceritakan pengalamannya. Ia dan sang kekasih tahu harus melakukan apa supaya hubungan seks pranikah itu tidak membuatnya hamil.
Sampai saat ini, Neila yakin orangtuanya sama sekali tidak tahu perilaku putri keduanya itu. ”Gue nggak bakal ceritalah, bisa mati mendadak mereka. Teman malah ada yang tahu, tentu saja yang punya pengalaman sama,” katanya sambil memilin-milin rambutnya.
Menurutnya, ML di kalangan remaja sekarang bukan hal yang terlalu asing lagi. Malah, ada yang sengaja merayu pria dewasa yang bisa ditemui di mal dan tempat umum lain, untuk mendapatkan uang atau barang berharga, seperti telepon seluler model terbaru, jam tangan bermerek, baju, sepatu, tas, dan sebagainya.  ”Bukan profesi sih, cuma iseng. Hitung-hitung bisa buat gaya. Mending gue `kan, yang nglakuinnya cuma sama pacar dan bukan demi duit,” sergahnya.

Biarkan atau Bertindak?

Sudah seharusnya kita kembali ke akar budaya bangsa kita. Jauh sebelumnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki nilai akar (root value) budaya yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kesusilaan seperti tertuang dalam falsafah dan nilai Pancasila. Kondisi yang menimpa generasi muda saat ini, harus dibina dan dididik agar mereka menjadi pemimpin yang memiliki moralitas yang tinggi untuk membangun bangsa dan negaranya.
Semua pihak haruslah merasa bertanggung jawab atas kasus ini. Disamping orang tua, peran masyarakat sangatlah penting. Sistem pendidikan kita juga harus diubah. Jangan naikkan anggaran tanpa meningkatkan nilai yang sesungguhnya dari pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya tegas melaksanakan undang-undang, dan para pengusaha, pedagang, dan web internet cobalah berhenti menyebarkan hal-hal yang merusak (karena generasi kita masih rapuh).
Hal-hal yang harusnya dilakukan:
- Pemerintah filtrasi tegas sinetron, film atau iklan  yang berisi kekerasan seksual, pergaulan bebas, mistis-religi, kekerasan-religi, ramalan serta judi.
- Menindak tegas para pelanggar UU Perlindungan Anak
- menfilter situs-situs porno di Indonesia. Hingga saat ini saja ada 6 Situs porno yang paling banyak di akses di Indonisia
- Membangun Youth Centre, pusat pendidikan dan kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas yang positif.
- Secara aktif mengontrol promosi (iklan) dan peredaran rokok.
- Memprioritaskan program pencegahan perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak, dan narkoba.
- Edukasi pada masyarakat bahwa jangan mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban), bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan mereka (material maupun moril).
Read More …

TIPE ATAU JENIS JENIS PERUBAHAN SOSIAL BESERTA CONTOH PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini memang telah berlangsung sejak dahulu kala, hanya saja pada jaman sekarang perubahan-perubahan tersebut telah berjalan dengan sangat cepat. Bahkanberkat adanya kemajuan yang begitu pesat di bidang teknologi informasidan komunikasi, maka pengaruh-pengaruhnyapun telah menjalar secara cepat ke bagian-bagian dunia lainnya. Lalu seperti apakah terjadinyaperubahan-perubahan sosial itu? Bagaimana contohnya?

Tipe atau Jenis-Jenis Perubahan Sosial Beserta Contoh Perubahan Sosial
Tugas manusia untuk mengusahakan bagaimana agar perubahan- perubahan tersebut mengarah pada kemajuan, dan sebaliknya mencegahsetiap perubahan yang menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosialyang mengarah pada kemajuan itu misalnya adanya pembangunan danmodernisasi.

Ditinjau dari aspek historis, terjadinya perubahan sosial adalah suatu proses yang akan berlangsung terus sepanjang kehidupan manusia. Sementara ditinjau dari aspek bentuknya, terjadinya perubahan sosial itu akan meliputi:
  1. Perubahan sosial yang berlangsung secara lambat (evolusi) dan Perubahan sosial yang berlangsung secara cepat (revolusi);
  2. Perubahan sosial yang berlangsung dengan skala kecil dan Perubahan sosial yang berlangsung dengan skala besar
  3. Perubahan sosial yang berlangsung karena dikehendaki atau direncanakan dan Perubahan social yang berlangsung karena tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.

Berbagai bentuk perubahan sosial tersebut, beserta beragam contohnya akan dijelaskan pada uraian berikut ini.

Perubahan Lambat (Evolusi) dan Perubahan Cepat (Revolusi)

Proses terjadinya perubahan sosial dapat berlangsung secara lambat dan dapat pula berlangsung secara cepat. Jika perubahan sosial ituberlangsung secara lambat dan memerlukan waktu yang lama, di dalamnyajuga terdapat serentetan perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat, maka perubahan semacam itu dinamakan evolusi. Perubahansecara evolusi biasanya terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencanaataupun suatu kehendak tertentu. Perubahan-perubahan semacam iniberlangsung karena adanya upaya-upaya masyarakat untuk menyesuaikandiri dengan keperluan-keperluan,keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalandengan pertumbuhan masyarakat.

Suatu revolusi dapat pula berlangsung dengan didahului oleh suatu pemberontakan (rebellion), yang kemudian menjelma menjadi revolusi. Terjadinya pemberontakan para petani di Banten pada tahun 1888 misalnya, telah didahului dengan suatu tindak kekerasan sebelum akhirnya menjadi suatu revolusi yang mampu merubah sendi-sendi kehidupan masyarakat di daerah tersebut.

Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

Suatu perubahan dikatakan kecil apabila perubahan itu tidak sampai membawa pengaruh yang langsung atau berarti bagi masyarakat, sedangkan sebaliknya, suatu perubahan dikatakan besar apabila perubahan-perubahan tersebut mampu membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat (khususnya lembaga-lembaga kemasyarakatannya). Suatu perubahan dalam mode pakaian, gaya rambut, dan model aksesoris misalnya, tidak akan membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat dalam keseluruhannya, oleh karena tidak mengakibatkan perubahan- perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Namun sebaliknya, suatu proses industrialisasi pada masyarakat yang agraris misalnya, merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat yang
bersangkutan. Dalam proses tersebut (industrialisasi), diperkirakan berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh olehnya, seperti misalnya hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan-hubungan kekeluargaan, stratifikasi sosial, dan sebagainya. Dengan demikian terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris merupakan suatu perubahan sosial yang besar bagi masyarakat yang bersangkutan.

Perubahan yang Dikehendaki (direncanakan) dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki (tidak direncanakan).

Perubahan sosial dapat berlangsung karena dikehendaki atau direncanakan (intended change), dan dapat pula tidak dikehendaki atau tanpa suatu perencanaan (unintended change). Walaupun suatu perubahan sosial telah direncanakan ke arah suatu tujuan yang hendak dicapai, namun perubahan yang terjadi tidak selamanya berhasil seperti yang dikehendaki. Oleh karena itu, keberhasilan suatu perubahan sosial yang direncanakan akan banyak bergantung kepada kemampuan rekayasa sosial yang dilakukan oleh para perencana sosialnya.

Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan (telah direncanakan) terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan biasanya menyebut para perencana sosial, yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dengan demikian, dalam konteks perubahan yang dikehendaki maka pada perencana sosial inilah yang akan memimpin masyarakat dalam merubah sistem sosialnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, langsung terjun langsung untuk mengadakan perubahan, bahkan mungkin menyebabkan perubahan-perubahan pula pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Selain itu, suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan dari perencanaan sosial tersebut. Dalam ilmu sosiologi, cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan di atas, dinamakan social planning (perencanaan sosial) atau sering dinamakan pula dengan istilah social engineering (perekayasaan sosial).

Sedangkan perubahan yang tidak dikehendaki (meskipun telah diperhitungkan sebelumnya oleh para pelopor perubahan), dan yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan yang dikehendaki, misalnya saja hilangnya wewenang para petugas pamong praja di dalam pemerintahan desa, bertambah pentingnya peranan dukuh yang menyebabkan berkurangnya ikatan antara kekuatan sosial yang merupakan masyarakat desa, serta secara berangsur-angsur, hilangnya peranan kaum bangsawan sebagai warga kelas sosial yang tinggi dalam masyarakat.

Suatu perubahan yang dikehendaki dapat timbul sebagai suatu reaksi (yang direncanakan) pada perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi sebelumnya, baik yang merupakan perubahan yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Dalam hal terjadinya perubahan-perubahan yang dikehendaki, maka perubahan-perubahan yang kemudian muncul merupakan perkembangan lebih lanjut dari proses perubahan sebelumnya. Sedangkan bila sebelumnya terjadi perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki, maka perubahan yang dikehendaki dapat ditafsirkan sebagai suatu pengakuan terhadap perubahan-perubahan sebelumnya, agar kemudian diterima secara luas oleh masyarakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki oleh adapt itupun akhirnya diakui dan dilegal-kan (dikuatkan) oleh pengadilan, yakni sebagaimana dapat dilihat dari keputusan-keputusannya di seputar hukum adat waris. Bahkan di tingkat pemerintahan pusat (negara), keadaan tersebut kemudian disyahkan oleh Ketetapan MPRS Nomor 2 Tahun 1960, yang antara lain menegaskan bahwa semua warisan adalah untuk anak-anak (tanpa membedakan antara anak laki-laki atau perempuan) dan juga janda.
Read More …

 
Tradisi Sejarah Masyarakat Aksara

B. Tradisi Sejarah Masyarakat Pada Masa Aksara
Berbeda dengan masyarakat pra-aksara, masyarakat masa aksara mewariskan masa lalunya dalam berbagai bentuk peninggalan yang lebih beragam, baik itu melalui tutur, tulisan maupun benda budaya.

1.Cara Masyarakat Masa Aksara Mewariskan Masa Lalunya Melalui Tutur/Lisan

Salah satu cara yang lazim dipakai oleh masyarakat yang memiliki tradisi lisan dalam mewariskan masa lalu mereka adalah melalui dongeng. Dongeng itu sendiri disampaikan dalam beragam bentuk cara, antara lain adalah sebagai berikut:

a.Pertunjukan wayang
• Wayang beber
Merupakan bentuk seni pertunjukan tradisional wayang, dimana wayangnya sendiri dilukis pada gulungan kulit kayu, yang diantaranya menggambarkan ksatria mitis pada jaman dahulu. Dengan media gulungan kulit kayu itulah dalang menggambarkan kisahnya. Adegan-adegan yang tergambar pada gulungan itu diuangkapkan dalam penceritaan yang berkesinambungan.
Wayang beber sebagai seni pertunjukan pertama kali didokumentasikan oleh dua orang Cina yang bernama Ma Huan dan Fei Xin yang sedang mengunjungi Jawa pada tahun 1416. pada waktu itu keduanya menyaksikan banyak orang yang berjongkok di depan pencerita sambil mendengarkan apa yang sang pencerita ucapkan. Pada abad ke-19, Raffles menulis hal yang sama dalam bukunya, History of Java.
• Wayang kulit
Berbeda dengan wayang beber, wayang kulit dalam menggambarkan suatu kisah atau peristiwa dengan menggunakan tokoh-tokoh tertentu yang disimbulkan. Dalang menggelar pertunjukan di depan layar lebar dan menghidupkan wayang-wayangnya dengan menirukan berbagai suara dan bunyi-bunyian. Cerita dalam wayang ini banyak bersumber dari legenda dan kisah lisan sastra tulis dari India dan Jawa sendiri. Miisalnya cerita tentang Baratayuda, Ramayana, cerita Karna gugur dan sebagainya.

b. Pertunjukan Mak Yong
Mak Yong merupakan seni pertunjukan. Tradisi ini berasal dari Pattani, Thailand bagian Selatan pada abad ke-16. Di Indonesia, tradisi lisan dalam bentuk pertunjukan Mak Yong ini berkembang di daerh pesisir barat Sumatra. Pada awalnya fungsi utama Mak Yong ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Yang Maha Kuasa. Tetapi dalam perkembangannya lebih sarat akan hiburan. Banyak dimainkan oleh para nelayan dan pedagang. Kisah-kisah dalam Mak Yong banyakmengkisahkan tentang realitas hidup masyarakat jaman dulu. Ceritanya dipertunjukkan dalam bentuk prosa, tanpa naskah. Para pemainnya dapat bebicara tanpa persiapan khusus, bahkan dapat memperpanjang pertunjukan.

c. Pertunjukan Didong
Didong merupakan bentuk kesenian tradisional orang Gayo di daerah Aceh. Pertunjukan didong sering berbentuk pertandingan antara dua kelompok yang saling berkelakar sambil membuat sajak improvisasi yang disebut syair. Syair-syairnya biasanya berisikan tentang legenda kisah-kisah tertentu dan asal-usul suatu wilayah atau tempat. Pada awalnya Didong diadakan sebagai bagian dari keramaian untuk merayakan perkawinan, hari-hari libur penting, dan upacara tradisional lainnya. Dalam perkembangannya kemudian mengalami pergeseran sebagai cara untuk menghormati dan menghibur tamu.

d. Pertunjukan Tanggomo
Tanggomo merupakan bentuk puitis sastra lisan yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara. Berisikan syair-syair yang didalamnya mengkisahkan tentang hal-hal yang sedang hangat atau peristiwa menarik setempat. Selain menghibur, Tanggomo juga juga memberi banyak informasi berupa peristiwa sejarah, mitos, legenda, kisah keagamaan, dan pendidikan. 

e. Nyanyian-nyanyian yang berisi kisah-kisah
Melalui nyanyian inilah masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman Kalimantan bagian Tengah mewariskan sejarah kehidupan masyarakat masa lalu. Misalnya dalam pertunjukan Takna Lawe.


2. Cara Masyarakat Masa Aksara Mewariskan Masa Lalunya Melalui Tulisan

Salah satu hasil budaya manusia adalah berupa tulisan. Tradisi tulis di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Dimulai oleh prasasti yang menggunakan aksara Palllawa dari India, yang kemudian diikuti oleh aksara baru yang telah dikembangkan untuk menulis pada berbagai media yang telah dipersiapakan.
Tulisan asli yang berkembang pada masyarakat kepulauan Indonesia pada periode klasik Indonesia menurut J. L.. A. Brandes (1887) merupakan hasil dari proses interaksi bangsa Indonesia dengan budaya India. Dikenalnya tulisan oleh masyarakat kepulauan Indonesia menurut Brandes  merupakan barang baru yang dikenal oleh masyarakat, dan tidak masuk dalam 10 kepandaian asli bangsa Indonesia, sebelum pengaruh India masuk (1887). Adapun tulisan yang pertama kali dikenal adalah tulisan yang menggunakan aksara Pallawa.
Dengan dikenalnya aksara Pallawa, atau sering juga disebut dengan huruf Pascapallawa, nenek moyang bangsa Indonesia mampu mendokumentasikan pengalaman dalam kehidupannya. Terbitnya prasasti-prasasti dari kerajaan-karajaan kuna, penggubahan karya sastra dengan berbagai judul, serta dokumentasi tertulis lainnya melalui media lontar, kulit binatang atau kulit katu adalah berkat dikenalnya aksara Pallawa. Bahkan di masa kemudian aksara Pallava itu kemudian “dinasionalisasikan” oleh berbagai etnis Indonesia, maka muncullah antara lain aksara Jawa Kuna, Bali Kuna, Sunda Kuna, Lampung, Batak, dan Bugis.

a. Melalui Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama, umumnya adalah batu. Disamping batu media penulisan lainnya adalah kayu, dan logam. Istilah lain dari prasasti adalah inskripsi (bahasa Latin) atau batu tertulis.
Wilayah kepulauan Indonesia segera memasuki zaman sejarahnya ketika sumber tertulis yang berupa prasasti awal telah dijumpai di wilayah ini. Prasasti-prasasti pertama itu terdapat di wilayah Jawa bagian Barat dan Kalimantan Timur. Di Jawa bagian Barat berkembang kerajaan yang bercorak kebudayaan India pertama kali, yaitu Tarumanagara yang salah satu rajanya bernama Purnavarman. Sementara itu di Kalimantan Timur juga berkembang sistem kerajaan yang sama, berkat peninggalan-peninggalan prasasti Yupa yang masih bertahan hingga kini, diketahui adanya kerajaan kuno di wilayah Kutai, rajanya yang dikenal dalam prasasti bernama Aswawarmman.
Dari Yupa ketiga peninggalan Kerajaan Kutai misalnya kita mendapat informasi tentang kondisi kerajaan masa pemerintahan Mulawarman.
“...biarlah mereka mendengar tentang hadiahnya (raja Mulawarman) yang luar biasa, ternak, pohon, keajaiban dan tanah. Karena banyaknya perbuatan baik, tiang pengorbanan ini didirikan oleh para pendeta”

Walaupun di kedua lokasi tersebut prasasti-prasastinya belum mencantumkan kronologi yang pasti, tetapi dapat diduga bahwa kerajaan-kerajaan pertama di bumi Nusantara itu berkembang pada sekitar abad ke-4 M.
Prasasti yang berangka tahun pertama dijumpai di wilayah Jawa bagian tengah, disebut prasasti Canggal yang berangka tahun 652 Saka atau 732 M. Prasasti itulah yang merupakan bukti awal bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah menghitung tahun, dan sistem penghitungan yang dipakai mereka adalah penghitungan tahun Saka dari kebudayaan India. Sejak saat itu masyarakat Jawa Kuno seterusnya mencantumkan data kronologi untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupannya.
Dengan demikian keberadaan prasasti sebagai salah satu peninggalan sejarah memberi sumbangan penting dalam penelitian kesejarahan, yang memberi banyak informasi pada orang-orang yang hidup sekarang tentang peristiwa, prestasi dan berbagai hal yang terjadi di masa lalu yang berguna bagi pengembangan pengetahuan.

b. Melalui Lontar

Disamping media batu dan logam, dikenal juga media tulis yang disebut lontar yang terbuat dari bambu, daun palem atau daun tal. Lontar adalah daun palem tal atau borassus flabellifer yang telah dikeringkan yang banyak digunakan selama berabad-abad lamanya sebagai alas tulis di Jawa, Bali, Lombok. Bahkan di Bali pemanfaatan lontar sebagai alas tulis masih banyak dipakai oleh masyarakat tradisional. Tulisan ditoreh di kedua sisi daun dengan menggunakan pisau tajam, lalu hurufnya dihitamkan dengan memakai jelaga. Halaman-halamannya, yaitu antara lontar yang satu dengan yang lainnya dirangkaikan dengan tali memalui lubang di tengah dengan dua papan kayu sebagai penutup. Tradisi ini berkembang di hampir semua wilayah kepulauan Indonesia, utamanya adalah Jawa.

c. Melalui Kulit Kayu atau Pohon dan Kulit Binatang
Disamping menggunakan media batu, logam atau lontar masyarakat masa sejarah Indonesia membuat catatan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan mereka dengan menggunakan media kulit kayu atau kulit pohon. Bagian kulit yang dipakai adalah kulit pohon bagian dalam. Tradisi menulis dengan media kulit pohon ini di kepulauan Indonesia diantaranya banyak dijumpai di daerah yang sekarang dikenal dengan Batak. Kulit pohon ini banyak dipakai oleh para peramal Batak untuk menuliskan mantra-mantra tentang sihir atau ramalan dan pengobatan. Tulisan yang berisi bacaan mantra atau sihir dan pengobatan yang dimuat dalam kulit pohon itu kemudian mereka susun dalam satu rangkaian naskah buku lipat yang disebut dengan pustaha.

d.Media tulis lain sebagai sumber pewarisan sejarah
• Emas, tembaga dan perak
Emas, tembaga dan perak juga dipakai sebagai alas tulis untuk urusan yang memiliki makna penting, yang bersifat khusus. Salah satu contohnya adalah penemuan kipas yang terbuat dari emas masa kebesaran Kerajaan Johor, Riau. Dalam kipas emas tersebut termuat tulisan yang memberikan informasi tentang prasasti Melayu yang menyatakan asal usul sultan dari Bukit Siguntang serta keturunanannya dari Iskandar Agung.
• Daun nipah
Hampir sama dengan daun palem tetapi lebih tipis. Tulisan ditorehan dengan menggunakan tinta atau kuas. Jadi tidak menggunakan pisau. Diantara naskah Jawa kuno yang merupakan peninggalan tradisi tulis abad ke-14, adalah naskah kuno yang tertulis dalam daun nipah yang sekarang tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.    
• Bambu
Bambu dipakai sebagai alas tulis setelah sebelumnya dioles dan dikeringkan. Penggunaan bambu sebagai alas tulis banyak ditemukan di Sumatra diantara orang-orang Batak, Lampung dan Rejang. Bambu dibelah menjadi lembaran-lembaran lalu dikeringkan dan dirangkaian seperti daun palem atau dibiarkan dalam bentuk tabung dan teks atau tulisannya ditoreh dengan pisau tajam.
• Dluwang
Merupakan alas tulis halus dengan penampilan seperti kayu dan terbuat dari kulit pohon murbei yang dipukuli. Meskipun dekenal sebagai kertas Jawa, sebanarnya dluwang bukanlah kertas, karena tidak terbuat dari endapan encer. Dluwang kebanyakan digunakan di Jawa untuk menulis naskah-naskah berbahasa Arab dan Jawa seperti pawukon atau primbon.
Hampir semua pustaka Jawa kuno baik yang ditulis di lontar, maupun media tulis lainnya ditulis dalam bentuk puisi. Berbagai naskah kuno semakin bekembang pada masyarakat kepulauan Indonesia, terutama setelah dikenalnya media kertas. Muncul kemudian naskah kuno dalam bentuk primbon yang ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu dan Jawi kuno. Perkembangan terbesar terjadi setelah kedatangan pengaruh agama dan kebudayaan Islam di nusantara, sekitar abad ke-13.


3. Tradisi Sejarah Masyarakat Masa Aksara Kepulauan Indonesia

Tradisi sejarah masyarakat pada masa setelah ditemukannya tulisan diketahui dan disusun berdasarkan peninggalan tertulis dan peninggalan alat-alat penunjang kehidupan masyarakat. Karena masyarakat sudah mengenal tulisan, maka mereka mewariskan dan menggambarkan tradisi-tradisi sejarah mereka dalam bentuk tulisan, baik itu dalam prasasti, maupun kesusastraan. Artinya melalui media-media tulisan tersebut kita yag hidup sekarang mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang banyak hal yang berkaitan dengan sejarah masa lalu.
Pola tradisi masyarakat senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan berkembangnya tingkat kecerdasan manusia. Berdasar pada pemikiran tersebut, untuk lebih memudahkan pemahaman tentang tradisi masyarakat Indonesia masa sejarah, perlu dibuat periodisasi berdasarkan pola-pola umum yang berkembang pada masing-masing periode.

a.Tradisi masyarakat kepulauan Indonesia masa awal sejarah
Periode sejarah Indonesia dimulai dengan munculnya prasasti-prasasti pertama di Indonesia yang berasal dari akhir abad ke-4 atau awal abad ke-5 M. Sejarah atau ilmu yang mempelajari catatan tertulis, secara teknis dimulai pada saat tersebut. Sayang sekali selama abad-abad pertama setelah bangsa Indonesia mulai menulis pada batu, kegiatan ini relatif jarang dilakukan. Topiknya pun terbatas pada pencatatan peristiwa-peristiwa keagamaan serta doa-doa. Baru menjelang akhir abad ke-7 dan awal abad ke-8, prasasti di Indonesia mulai memberi cukup banyak keterangan rinci sehingga tradisi-tradisi masyarakat yang berkembang pada masa itu dapat diketahui. Diantara bentuk-bentuk tradisi yang masyarakat kembangkan pada masa sejarah awal Indonesia adalah:

•Tradisiperekonomian
Disamping pertanian, bukti linguistik menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah melakukan aktivitas perniagaan yang tidak hanya sebatas antar wilayah kepulauan nusantara saja tetapi sudah meluas ke luar negeri. Dicontohkan bahwa orang-orang Indonesia bahkan telah sampai ke Madagaskar pada awal milinium pertama Masehi. Sejarawan dari Romawi, Plyni menggambarkan hal ini. Banyak orang-orang yang membawa kayu manis ke Afrika Timur melewati Samudra Hindia. Dalam perjalanan pulang mereka membawa serta kaca, perunggu, pakaian, gelang dan kalung. Sumber berita Yunani dan Cina menyatakan bahwa para pedagang Indonesia adalah pedagang Asia Tenggara yang pertama kali mencapai Madagaskar. Perniagaan dengan Cina pun sudah berkembang. Barang dagangan Indonesia seperti cengkih mencapai istana dinasti Han di Cina utara pada sekitar 2000 tahun yang lalu, mencapai Roma tahun 70 Masehi.
Perdagangan dengan Cina
Perdagangan langsung dengan Cina dimulai antara tahun 250 hingga 400 M. Misi-misi dagang Cina sering dikirim ke luar negeri untuk mencari “barang langka dan berharga” untuk persembahan pada raja. Pada masa dinasti Han (206 SM-220 M) misalnya, duta-duta resmi kerajaan dikirim ke luar negeri. Pun sebaliknya duta-duta dari Indonesia mulai mengunjungi Cina, yang kemungkinan besar adalah untuk memastikan agar hak-hak dagang mereka tetap diakui. Laporan Cina (414 M) merupakan bukti pertama bahwa kapal-kapal berlayar langsung dari Indonesia ke Cina. Barang dagangan utama adalah mutiara, kulit penyu, dupa serta minyak wangi yang langka untuk upacara keagamaan seiring dengan makin berkembangnya aliran Budha Mahayana. Sayangnya kebanyakan barang dagangan Indonesia seperti rempah-rempah, dupa, pakaian dan bulu burung mudah hancur, sehingga sebagian besar situs penting Indonesia selama menjalin hubungan dengan Cina tidak diketahui.
Dengan bertambah banyaknya data selama abad ke-8 dan 9 kita mencatat bahwa masyarakat kepulauan Indonesia terutama yang berada di bagian barat sudah terkait erat dalam suatu jaringan internasional yang luas, yang dihubungkan oleh ikatan-ikatan keagamaan dan perdagangan.
• Tradisi sosial
Tradisi sosial masyarakat pada masa ini masih merupakan upaya mempertahankan kebiasaan masyarakat sebelumnya. Para penguasa, bangsawan dan orang-orang kaya berupaya mempertahankan stratifikasi sosial yang sudah ada. Tujuannya tidak lain agar rakyat biasa tetap menghormati mereka.
• Tradisi penggunaan alat-alat penunjang kehidupan
Pada masa awal sejarah ini penggunaan alat-alat logam (terutama besi) untuk kegiatan pertanian semakin menonjol. Tradisi pembuatan gerabah juga semakin meningkat, baik jumlah, mutu barang, keragaman fungsi, maupun teknologi yang digunakan.
• Tradisi seni dan sastra tulis
Tradisi melukis pada dinding-dinding gua sudah jauh ditinggalkan. Masyarakat mulai mengenal tradisi pahat (seni pahat) dengan bahan dasar utamanya adalah batu, dan perunggu. Sedangkan yang berkaitan dengan sastra tulis, pada masa ini masyarakat terutama kalangan bangsawan telah mengenal bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa (pengaruh India). Tradisi dengan bahasa dan huruf India tersebut baru terbatas pada orang-orang tertentu saja.
• Tradisi kepercayaan masyarakat
Berdasarkan sumber prasasti, tradisi kepercayaan masyarakat kepulauan Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Prasasti-prasasti di Jawa biasanya berisikan kutukan terhadap siapa saja yang menggangu keamanan, dengan memanggil roh penunggu gunung dan makluk gaib lain. Prasasti Kuti (804 M) berisi upacara pemanggilan terhadap enam jenis roh. Kepercayaan pada yang gaib biasanya disimbulkan atau dihubungkan dengan “lumpang batu” (mirip seperti kebudayaan masyarakat prasejarah).
b. Tradisi masyarakat kepulauan Indonesia masa sejarah klasik awal
• Tradisi perekonomian
Pertanian tetap merupakan tradisi perekonomian utama masyarakat, disamping perniagaan dan pelayaran. Dilihat dari jenis tanamannya, penanaman padi secara intensif sudah diperkenalkan sejak awal periode sejarah klasik Indonesia. Banyak perkakas batu dan logam yang ditemukan dibeberapa tempat diduga digunakan untuk kegiatan cocok tanam khususnya tanaman padi.

Dalam relief-relief candi (seperti pada relief candi Borobudur) kita mendapat banyak gambaran tentang perkembangan tradisi pertanian masyarakat Indonesia. Dari sumber prasasti seperti prasasti Tugu (dekat Jakarta) diperoleh keterangan mengenai pengelolaan air di Indonesia. Prasasti ini berasal dari masa kerajaan Tarumanegara, menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Isi terjemahannya adalah bahwa raja Purnawarman memerintahkan penggalian saluran sepanjang 11 km. Aktivitas penggalian saluran air ini kemungkinan dimaksudkan untuk aktivitas pertanian dan pencegahan banjir. Beberapa prasasti lainnya yang berasal dari Jawa Timur menyebut sumbangan-sumbangan raja untuk pembangunan bendungan dan saluran-saluran yang meungkin mempunyai beberapa manfaat penting yang diantaranya adalah sebagai saluran irigasi.
Disamping adanya sawah irigasi lahan kering juga dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman lainnya seperti sayur dan buah.  Bukti lebih jelas lagi terdapat pada prasasti Longan Tambahan yang ditulis pada masa raja Sri Dharmawangsa Wardhana (1023). Di dalamnya disebutkan tentang tahap-tahap dalam penanaman padi, yaitu amabaki (membersihkan sawah sebelum dibajak), amaluku (membajak), atanam (menanam), amatun (menyiangi), ahani (memanen) dan anutu (menumbuk padi). 

Bukti berupa sumber-sumber sastra
Sejarawan sudah meneliti keterangan tentang pertanian yang terdapat dalam naskah klasik. Memang dalam karya sastra klasik tersebut belum ditemukan keterangan yang menyebutkan bahwa alat-alat seperti cangkul dan bajak digunakan dalam pengerjaan pertanian. Tetapi gambaran umum adanya aktivitas pertanian di Indonesia terdapat dalam karya-karya sastra tersebut.
Kitab Arjunawiwaha dan Sutasoma misalnya memberi pengetahuan rinci tentang tradisi pertanian masyarakat Indonesia masa sejarah klasik awal. Dalam Arjunawiwaha diceritakan bahwa ketika Majapahit diperintah oleh Hayam Wuruk (Rajasanagara) pembangunan bendungan sangat intensifkan. Air bendungan kemudian disalurkan dari bendungan itu ke sawah-sawah yang diberi pematang. Sawah pertama yang menerima air dinamakan pasimpangan. Dari sawah-sawah ini air kemudian diteruskan ke sawah lain. Sedang kitab Sutasoma banyak menceritakan tentang aktivitas para petani yang menyiangi padi di ladang-ladang mereka.

Bukti-bukti etnografi
Perbandingan etnografi memberi kita pengetahuan mengenai kebiasaan penanaman padi pada masa kuno. Petani tradisional Jawa misalnya sampai sekarang banyak yang masih menggunakan teknologi dan cara-cara tradisional. Penghitungan waktu tanam yang baik, upacara-upacara ritual masa panen seperti sesaji sampai sekarang masih dipakai oleh masyarakat petani Jawa. Kegiatan yang kemungkinan besar sudah dilakukan oleh petani jaman sejarah klasik awal.
Sumber berita Cina
Menurut catatan sejarah Cina, pada abad ke-13 atau sebelumnya, beras Jawa sudah diekspor ke Sumatera dan kemungkinan juga ke bagian lain kepulauan Indonesia. Ini jelas menunjukkan bahwa aktivitas pertanian (sawah) sudah menjadi mata pencaharian utama masyarakat.

Transaksi jual beli atau tukar menukar barang sudah dikenal masyarakat periode sejarah. Sebagian besar penduduk pedesaan mempunyai hubungan ke “pasar berkala” (pekan) yang berputar berdasarkan daur lima hari sekali buka. Hingga sekarang tradisi pasar demikian masih banyak dijumpai di desa-desa Jawa. Berdasar sumber prasasti, barang-barang yang mereka bawa ke pasar tidak hanya sebatas pada beras saja, tetapi juga kacang-kacangan, sayuran, buah, ayam dan telur. Tradisi penjaja keliling juga telah dikenal. Untuk mendapat barang yang diinginkan, dilakukan dengan sistem transaksi menggunakan uang (uang emas dan perak) dan barter. Peningkatan intensitas perdagangan dalam negeri menuntut adanya mata uang yang mudah dipergunakan. Menjelang akhir abad ke-8 masyarakat telah mengenal uang dalam bentuk uang koin atau logam yang terbuat dari emas dan perak dengan ukuran-ukuran tertentu.

• Tradisi sosial
Berdirinya kerajaan-kerajaan kuno telah memunculkan tradisi pemujaan rakyat pada raja, karena raja dianggap sebagai titisan dewa di dunia. Kesenjangan sosial dan stratifikasi sosial dalam masyarakat semakin besar dan lebar. Spesialisasi atau pengkhususan pekerjaan semakin nyata.

• Tradisi penggunaan alat-alat penunjang kehidupan
Tradisi pembuatan alat-alat penunjang aktivitas pertanian makin meningkat. Sementara itu pembuatan perahu sebagai unsur penting penunjang aktivitas pelayaran dan perniagaan juga mengalami kemajuan. Masyarakat juga mulai mengenal pembuatan batu bata. Tradisi pembuatan gerabah dilakukan dengan menggunakan alat pemutar. Tradisi pengerjaan emas juga semakin modern.

• Tradisi seni dan sastra tulis
Tradisi pahat batu dan perunggu semakin berkembang pada periode ini. Para pemahat Jawa misalnya, mulai menciptakan relief naratif yang membentuk suatu cerita. Contoh relief pada dinding candi Borobudur. Tradisi pembuatan patung-patung batu dan perunggu juga berkembang. Pada masa ini epos Mahabharata dan Ramayana dari India telah diterjemahkan dalam bahasa Jawa Kuno. Demikian juga dengan kitab ajaran Budha yang berbahasa Sanskerta juga telah diterjemahkan dan disebarluaskan. Teks tertua berisi ajaran Budha yang ditulis di Indonesia yang dikenal dengan Sang Hyang Kamahayanikan ditulis pada periode sejarah klasik awal.

• Tradisi masyarakat yang berkaitan dengan dimensi kepercayaan
Pengaruh Hindu dan Budha pada masa ini mulai menyebar khususnya sepanjang jalur perdagangan (daerah pesisir pantai). Akan tetapi sebagian besar masyarakat di banyak daerah, kebiasaan keagamaan (kepercayaan) sebelumnya yang berupa animisme dan dinamisme masih tetap mereka pertahankan.

c. Tradisi masyarakat kepulauan Indonesia periode sejarah klasik madya
Pada masa klasik madya ini, tradisi sejarah masyarakat kepulauan Indonesia tidak mengalami banyak perubahan dari tradisi-tradisi sebelumnya. Tradisi pertanian dan perdagangan mengalami perluasan dan peningkatan. Satu hal yang membedakan adalah bahwa tradisi masyarakat mulai mendapat pengaruh budaya Islam, yang diantarnya dibawa oleh para pedagang muslim dari luar. Anasir-anasir budaya Islam terjalin dalam suatu hubungan yang rumit dengan adat atau tradisi yang sudah ada sehingga melahirkan peristiwa-peristiwa penting pada jaman klasik madya ini.

• Tradisi perekonomian
Budaya pertanian dan perdagangan semakin berkembang pesat. Masalah perpajakan menjadi semakin rumit, terutama ketika pendatang Cina mulai menetap di Indonesia dan penerapan mata uang Cina sebagai alat tukar dalam perdagangan semakin dominan.   
• Tradisi sosial
Tradisi birokrasi semakin berkembang. Kedudukan kaum cendekiawan semakin penting baik dalam kerajaan maupun dalam kehidupan masyarakat. Campur tangan pemerintah kerajaan terhadap urusan irigasi dan angkutan darat semakin menonjol.

• Tradisi penggunaan alat-alat penunjang kehidupan
Seiring dengan makin berkembangnya tradisi pembuatan aneka benda dan peralatan dari logam, tempat-tempat pengecoran logam makin banyak bermunculan. Bahkan kemungkinan besar tradisi pembuatan alat-alat dan benda dari logam ini telah berkembang menjadi mata pancaharian penduduk.

• Tradisi seni dan sastra tulis
Tradisi seni pahat semakin berkembang seiring dengan makin meningkatnya jiwa seni dan kepandaian manusia. Model pahatan, ukiran semakin beragam dan rumit. Pada masa ini berkembang sastra tulis berupa Kakawin. Buku Bharatayuda ditulis pada masa ini oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.

• Tradisi masyarakat yang berkaitan dengan dimensi kepercayaan
Agama Hindu dan Budha semakin mendapat tempat di masyarakat. Kendati belum meluas pada semua lapisan masyarakat (utamanya masyarakat desa) tradisi penyembahan pada dewa-dewa dalam kepercayaan dua agama itu mulai menggantikan pemujaan mereka pada roh nenek moyang dan benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

d.Tradisi masyarakat kepulauan Indonesia periode sejarah klasik akhir
Tradisi sejarah masyarakat periode klasik akhir ditandai oleh munculnya kerajaan-kerajaan kesatuan besar di Indonesia yang diatur secara tradisional serta munculnya kekuatan-kekuatan baru yang akhirnya mempengaruhi tatanan yang sudah ada sebelumnya. Kekuatan-kekuatan itu antara lain kedatangan budaya Islam dan imperialisme Eropa. Pengungkapan tradisi masyarakat kepulauan Indonesia pada periode sejarah klasik akhir diantaranya dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan selama periode ini berupa karya sastra. Pengungkapan sastra memungkinkan kita bisa melihat tradisi masyarakat Indonesia jaman sejarah klasik akhir dari lebih banyak sisi dari pada sebelumnya.

• Tradisi perekonomian
Tradisi pertanian tetap dominan, terutama pada masyarakat pedalaman. Tradisi perdagangan atau perniagaan mengalami perkembangan yang luar biasa pesat baik itu perdagangan antar wilayah dan pulau di Indonesia maupun perdagangan dengan luar negeri terutama dengan India dan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara. 

• Tradisi sosial   
Diantara mayarakat banyak yang berprofesi sebagai penjual jasa untuk mendapatkan uang. Penduduk pesisir pantai merupakan campuran majemuk dari berbagai suku dari berbagai wilayah di kepulauan Indonesia dan bangsa-bangsa lain. Heterogenitas ini yang lambat-laun mengikis tradisi pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat.

• Tradisi penggunaan alat-alat penunjang kehidupan
Tradisi pembuatan alat-alat logam mengalami puncak kemajuan. Teknik produksi massal mulai dikembangkan. Demikian halnya dengan pembuatan gerabah. Tradisi pembuatan keris dimulai pada periode klasik akhir ini. Tradisi pembuatan keris ini lebih didasarkan pada penilaian magis, sehingga keris dianggap sebagai pusaka hidup yang memiliki nilai sakral.   

• Tradisi seni dan sastra tulis
Pada periode ini tradisi pembuatan patung perunggu dan arca batu semakin surut. Sebaliknya tradisi terracotta semakin berkembang, karena seni ini dianggap lebih memiliki nilai sosial yang tinggi. Tradisi sastra tulis juga semakin meluas.  Karya-karya sastra  yang berkembang pada masa ini diantaranya adalah Desawarnana (ditulis oleh Mpu Prapanca), Korawasrama dan Nawaruci.

• Tradisi masyarakat yang berkaitan dengan dimensi kepercayaan
Keyakinan terhadap aliran Sivashidanta (dalam agama Hindu) dan Mahayana (dalam agama Budha) semakin kuat di Jawa dan Bali. Akan tetapi dalam perkembangan yang terjadi kemudian kedatangan pengaruh Islam mulai mengikis tradisi kepercayaan masyarakat tersebut. Ini terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai. Sedang pada masyarakat pedalaman relatif tetap mempertahankan tradisi religi mereka.

e. Tradisi masyarakat kepulauan Indonesia periode Islam
Masuknya Islam pada satu sisi telah membawa sejumlah besar perubahan sosial. Tetapi sifat-sifat tradisi budaya yang terbentuk selama masa sebelumnya tidak segera berubah atau hilang. Bentuk-bentuk tradisi dari kehidupan sosial masyarakat sejak masa prasejarah hingga Hindu-Budha sekalipun tetap berkembang.

• Tradisi perekonomian
Kendati Portugis mendominasi perdagangan di Malaka, tetapi perdagangan antar wilayah Indonesia dan perdagangan antara pedagang-pedagang nusantara dengan pedagang muslim, India, tetap berlangsung. Tradisi pasar juga berkembang pada masa Islam.

• Tradisi sosial   
Tradisi urbanisasi tumbuh dan berkembang pada masa ini. Bahkan menurut data sejarah tingkat urbanisasi di Indonesia sama seperti yang terjadi di Eropa. Spesialisasi (pengkhususan) pekerjaan sekali lagi semakin menunjukkan kekompleksitasannya.

• Tradisi penggunaan alat-alat penunjang kehidupan
Masyarakat mulai mengenal jenis senjata api. Kemungkinan diperkenalkan oleh orang-orang Eropa, atau diekspor dari Eropa. Tetapi ini tidak menghilangkan tradisi pembuatan barang-barang logam.

• Tradisi seni dan sastra tulis
Tradisi seni patung sudah lenyap. Ajaran agama Islam melarang pembuatan patung. Tradisi pembuatan seni kaligrafi menggantikan itu semua. Sastra Islam yang berisi renungan filosofis mengenai hubungan antara Tuhan dengan manusia semakin berkembang. Kendati berorientasi mistik, tetapi ia tidak bersifat heterodoks (mempertahankan konsep dualisme). 

• Tradisi masyarakat yang berkaitan dengan dimensi kepercayaan
Dominasi tradisi Islam semakin meluas dan berkembang pada semua lapisan masyarakat di Indonesia. Dalam perkembangannya, proses penyebarannya telah memunculkan varian-varian baru yang memasukkan kepercayaan pra-Islam dalam kesatuan antara manusia dan Tuhan, diantaranya ada yang dalam bentuk aliran kebatinan. 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, walaupun banyak pengaruh luar masuk ke Indonesia, evolusi kebudayaan lokal di berbagai daerah Indonesia yang menunjukkan pola tradisi masyarakat berlangsung mengikuti jalurnya sendiri. Pada akhirnya unsur local genius-lah yang sangat menentukan bagi terjadinya perubahan pola tradisi masyarakat dalam berbagai dimensinya (ekonomi, sosial, kepercayaan, dan seterusnya).
Read More …